top of page

Cirebon Heritage Tour

  • Admin
  • May 8, 2011
  • 3 min read

Tak sekedar menikmati perjalanan kereta api ke Cirebon, namun turut mengambil inspirasi semangatnya tampilkan warisan keberagaman budaya dan toleransi lebih dari 15 abad silam di kota ini, jadi tujuan utama rekan-rekan PT Danfoss Indonesia, dipimpin Ibu Meri Lie, mengikuti Cirebon Heritage Tour , 07 Mei 2011.

Kereta Api Cirebon Ekspres, kelas eksekutif, meninggalkan Gambir tepat pukul 06.00 wib mengantarkan 13 orang peserta menuju Cirebon. Ditemani santap ringan, peserta diajak menikmati suasana perjalanan berkereta sejauh kurang lebih 200 km ini. Konstruksi Jembatan Citarum setelah Stasiun Kedunggedeh, rumah sinyal Stasiun Cikampek, napas antik stasiun - stasiun pedesaan era Staatsspoorwegen sepanjang Tanjungrasa, Pasirbungur hingga Cangkring, sistem irigasi bersejarah tak jauh dari Cipunegara, viaduk Jatibarang, serta barisan itik menyusuri persawahan jadi karakter khas panorama jalur Pantai Utara Jawa Barat ini. Kesempatan langsung mengenal tugas seorang kondektur dilanjutkan foto bersamanya, menambah keceriaan perjalanan pagi itu bagi peserta anak-anak . Tiga jam kemudian, peserta tiba di Cirebon Kejaksan. Stasiun besar karya Pieter Adriaan Jacobus Moojen dan lokomotif uap non aktif B 1304 buatan Hanomag, Jerman turut pula menyambut kedatangan rekan-rekan PT Danfoss Indonesia.

Ditemani rekan Rudi Lingga, tak sampai setengah jam, peserta tiba di Taman Sari atau Taman Air Sunyaragi. Banyak dijumpai bekas kanal di sini, namun sudah tidak dialiri air lagi. Penggunaan batu karang pada bangunan ini mengundang rasa heran sekaligus kekaguman. Kearifan budaya setempat, Arab, Tionghoa, dan Eropa menyatu di sini. Kesempatan menyusuri lorong rahasia Gua Arga Jumut dengan temaram cahayal lilin disambut antusias sekali. Ruang Putri Cina, Gua Peteng, dan Batu Perawan Sunti, menjadi daya tarik tersendiri kompleks Taman Air Sunyaragi yang dibangun abad 16. ( Menurut buku Purwaka Carabuna Nagari karya Pangeran Arya Carbon, Tamansari Gua Sunyaragi dibangun pada tahun 1703 oleh Pangeran Kararangen. Namun menurut Caruban Kandha dan beberapa catatan dari Keraton Kasepuhan, Tamansari dibangun pada tahun 1529. ) Motif Batik Trusmi diambil dari relief dinding pada Taman Sari ini. Tak terasa satu jam dihabiskan mengelilingi areal tempat bertapa pembesar dan prajurit keraton ini.

Selanjutnya pembelajaran semangat toleransi khas Cirebon dlanjutkan di Keraton Kasepuhan. Dua arca Singa Barong putih, sepintas mengingatkan Sisingaan Sunda atau Barongsai Tionghoa, menyambut kehadiran pengunjung di Keraton yang didirikan abad 15 tersebut. Bangunan Siti Inggil kental dengan nuansa Majapahit. Koleksi gamelan sarana penyebaran Syiar Islam oleh Walisongo dan kereta Singa Barong menarik minat pengunjung museum yang juga berlokasi di keraton ini. Lukisan Kisah Kitab Suci Perjanjian Lama dan Baru seperti, Kembalinya Anak yang Hilang, Yesus Membasuh Kaki Murid-Nya, Perjalanan ke Emaus, tertera dalam susunan apik di salah satu ruang. Ukiran kayu Kisah Perjamuan Terakhir ada juga. Lukisan Burung Hong, serta ratusan piring keramik Tiongkok melengkapi kekayanan warisan keberagaman teladan Sunan Gunung Jati dan leluhur kesultanan Cirebon. Usai berkeliling selama satu jam, peserta menikmati pedasnya tahu gejrot.

Makan siang Chinese food di New Resto Oriental, Jalan Evakuasi no 8, Cirebon.

Perut kenyang, selanjutnya mencari buah tangan Batik Trusmi di Plered. Salah satunya di Batik Nadine, Jl Panembahan Utara, Plered. Ibu Ike Amalia dengan ramah menjelaskan kepada peserta macam - macam motif Batik Trusmi,latar belakang pembuatannya, dan membantu peserta memilihnya. Dari situ, perburuan oleh - oleh dilanjutkan di pusat oleh - oleh legendaris, Toko Manisan Shinta, Jl. Lemah Wungkuk No.37, untuk memperoleh manisan, sirup Tjampolay , kerupuk melarat, Teh Upet, kerupuk, serta aneka ikan asin.

Sejenak singgah di Kelenteng Dewi Kwan Im / Vihara Dewi Welas Asih ( dibangun tahun 1595 ), Jalan Kantor, Panjunan, Lemahwungkuk. Jangkar ukuran besar jadi saksi pendaratan kelompok misi ekspedisi Cheng Ho abad 15 di kota ini. Perjalanan dilanjutkan menyusuri Gedung Bank Indonesia dan British American Tobaco, kawasan kota tua Cirebon

Tiba di stasiun Cirebon Kejaksan kembali jam 17.30 wib, dengan Kereta Api Cirebon Ekspres meninggalkan CIrebon Kejaksan pukul 18.15 wib. Santap malam tersaji di kereta, mengakhiri rangkaian kegiatan Cirebon Heritage Tour sepanjang hari itu. Tiba di Gambir pukul 21.30. Sampai jumpa pada perjalanan berikutnya bersama Ziarah Barito Guide.

Comments


Activities
Last Update
File
Tags
Follow Us
  • ziarahspoor baritoguide
  • ziarahspoor baritoguide
  • ziarahspoor baritoguide

© 2017 Ziarah Spoor Barito Guide

bottom of page